Tuhan lebih cinta kau
Cinta dan sahabat, dua
hal yang tak mudah untuk dimengerti. Kadang bisa sangat berarti, namun dalam
hal itu bisa membuat luka teramat perih. Aku adalah orang yang berada di
tengah-tengah cinta dan sahabat itu. Kini aku telah diombang-aaming oleh
keadaan mereka.
Mataku masih melekat
pada kelopaknya, dan tubuhku pun masih terkulai lemas di atas tempat tidur.
Dengan refleks tanganku mulai mencari ponsel nokia berwarna putih. Untung saja
itu adalah hari lubur. Aku mulai memainkan telepon genggamku yang baru saja
dibelikan oleh kedua orang tuaku.
Kejadian itu membuatku
melupakan suatu hal, aku yang larut dalam perasaanku. Dia memang tak patut
untuk disalahkan dan kini aku harus menyesal karena kepergiannya.
Satu bulan di awal
semester satu... aku duduk di bangku kelas XII. Dimana Allah telah
mempertemukan kita lagi. Kita yang sempat terpisahkan. Pertemuan awal setelah
sekian lama aku tak bertemu dengannya. Raka... itu nama yang selalu terucap
dimulutku.
Satu minggu.. dua
minggu.. dan sebulan kita laliu hari-hari bersama dengan perasaan suka cita
bersamanya. Bulan pertama hubungan cintaku bersamanya mulai goyah karena orang
itu. Aku benar-benar benci orang itu. Perempuan yang telah meracuni pikiran
Raka, sehingga membuat Raka perlahan jauh dari genggamanku dan kini Raka yang
sulit untuk bertemu denganku.
Hubunganku dengan Raka
perlahan mulai merenggang. Tak ada kabar darinya. Aku tak paham dengan semua
ini. Seharusnya perempuan itu tak pernah hadir!! Andai saja aku tau siapa
perempuan itu. Aku lelah dengan semua ini hingga kini tak ada yang saling
menghubungi satu sama lain. Egoiskah aku??????
Satu minggu lagi
adalah hari spesial yang sangat kunanti. Yaa esok aku telah menjadi dewasa, dan
esok adalah hari dimana aku menuju kedewasaanku.
9 Agustus 2011 pun
telah tiba. Di hari spesial ini umurku genap 17 tahun. Hari dimana aku telah
menjadi remaja. Aku bukan anak-anak lgi. Aku merayakan sebuah pesta, ya aku
merayakan umurku yang ke 17, selayaknya anak SMA yang lain.
Pukul 08.00 tak ada
satupun pesan yang bertuliskan ”MybelovedRAKA” dia benar-benar lupa padaku?
Lupa hari ulangtahunku? Jahat! Tuhan... hapuslah rasa curiga ini. Jam pun
terus, terus, dan terus berputar. Banyak pesan tapi TIDAK satupun dari Raka.
Lemas dan terkulai lemah, itulah yang aku rasakan saat itu. Pelajaran demi
pelajaran terlewati. Aku tidak menghiraukan guru yang mengajar. Yang ada
dipikiranku saat ini hanyalah Raka. Raka dimana kamu? Masih ingatkah kamu
kepadaku? Ah masa bodoh! Bodoh, bodoh, bodoh buat apa aku memikirkan hal yang
tidak pasti. Bel tanda pelajaran telah selesai berbunyi dengan nyaringnya. Aku
yang tadinya terdiam kini beranjak dari tempat duduk dan pergi keluar gerbang
untuk menunggu jemputan.
Aku marah! Benar-benar
marah padamu Raka. Seharusnya kamu yang menjemput aku, kamu yang mengantarkan
aku pulang kerumah. Bukan supir aku! Bukan! Aaaaaaaa. Teriakan dalam hati yang
tak dapat tertahan lagi, kini telah berubah menjadi tetesan airmata. Aku
menangis di dalam mobil yang sedang aku naiki. Bapak supir yang daritadi
menanyaiku hanya bisa aku hiraukan.
Sesampainya aku
dirumah dan disambut dengan senyuman oleh kedua orang tuaku. Tapi aku hanya
membalas dengan rasa kesal. Kesalku karena Raka. Maafkan anakmu ini ayah..
ibu... jam menunjukkan pukul 15.00 aku bergegas bersiap untuk pestakunanti malam.
Mobil jazz berwarna putih melaju cepat ke arah salon, tempat dimana aku akan
dirubaj sepenuhnya.
Semua telah selesai
dari rambut, make up, hingga gaun dan sepatu. Kata terimakasih aku ucapkan pada
seorang ibu yang telah merubahku menjadi princess. Rasa senang, bahagia dan
gerogi bercampur menjadi satu. Aku tak sabar menunggu acara itu dimulai.
Mobil jazz milikku
telah berhenti ditempat ku merayakan pesta ulang tahunku. Hari itu benar-benar
diperlakukan seperti ratu.
Setengah jam sebelum
acaraku dimulai. Aku melihat kearah ponselku, dan ternyata aku mendapatkan satu
pesan dari nomor yang tidak aku kenal. Melihat pesan itu bertambahlah rasa
grogiku, padahal belum sempat aku membukanya perasaan ini menjadi semakin tidak
karuan. Tanganku kaku seketika. Aku memberanikan diri untuk membuka pesan itu
dan ternyata pesan itu bertuliskan ” raka pacar kamu kecelakaan”. Membaca pesan
itu membuatku lemas. Antara percaya dan tak percaya.
Perempuan itu terlihat
kembali, dan kini ia setengah berlari kearahku dengan membawa jaket. Aku
semakin bingung. Ada apa ini??? Setelah panjang lebar dia ceritakan kepadaku.
Aku baru mengerti dan menyadari bahwa jaket itu adalah milik Raka. Raka?
Kekasihku? Kenapa dia tuhan?? Hatiku teriris perih. Air mataku mulai jatuh
perlahan, lama-kelamaan menjadi deras dan semakin deras. Hampir saja aku
pingsan, tetapi aku mengkuatkan diri karena ingin melihat Raka, aku ingin
mencari dia.
Pada saat aku berjalan
tak berdaya. Tiba-tiba muncullah seorang pria berwibawa memakai helm dengan
kaca tertutup dan tak terlihat dan laki-laki itu membawa bingkisan besar. Aku
sangat terkejut, percaya tidak percaya bahwa itulah Raka. ”Raka......” kataku
lirih dengan mata yang berlinang airmata. ”Iya ini aku sayang, aku tidak suka
melihatmu menangis begitu, ini adalah hari bahagiamu, kamu tidak pantas seperti
itu. Sayang selamat ulang tahun yaa, maaf aku terlambat. Semoga bertambahnya
usiamu bertambah pula kedewasaanmu. Kamu harus menjadi wanita mandiri. Sayang
maafkan aku yang telah membuatmu khawatir, gelisah, kesal dan cemburu. Kamu
boleh marah padaku. Aku sengaja begini karena aku ingin membuat hari bahagiamu
menjadi hari yang penuh arti dan kenangan. Aku ingin membuat kejutan untukmu
sayangku. Aku dekat dengan perempuan ituhanya karena ingin membuat hadiah ini
unutkmu. Ini hadiah spesial hadiah terindah yang aku buat dengan penuh kasih
sayang dan kesabaran. Perempuan itu adalah Nisa, dia sahabat dekatku yang baru
saja pindah dari jakarta sayang. Maafkan semua kesalahanku sayang.”
”Iya sayang aku
maafkan kamu, tapi aku masih tidak mengerti mengapa kamu berbicaraku masih
menggunakan helm? Lepas sayang. Aku kangen kamu...”
Hening...
dan akhirnya Rakapun melepaskan helmnya dan berkata ”Sekali lagi maafkan aku
sayang. I really love you until whenever.”
Aku dan semua orang
pun menjadi heran melihat kepala Raka yang lama-lama banyak mengeluarkan darah.
Raka jatuh ke lantai dan mengeluarkan banyak darah. Aku baru menyadari bahwa
kepala Raka pecah, mungkin akibat kecelakaan yang diceritakan pada Nisa tadi.
Aku melihat raka jatuh dan menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.
Tidaaaaaakkkkk!!! Raka telah meninggalkan aku begitu cepat. Dia meninggal
dunia... Airmataku tak kunjung habis melihat Raka seperti itu
Aku masih tidak
percaya Raka telah meninggalkan aku. Aku tidak dapat berpikiran jernih saat
itu.
Kini di setiap
hari-hariku, aku merasa sepi, aku merasa sendiri di tengah keramaian. Aku masih
belum bisa memaafkan diri aku sendiri. Kenapa? Mengapa? Duku aku sebegitu
jahatnya pada Raka, aku terlalu berpikir negatif pada Raka padahal kenyataannya
Raka begitu demi aku. Rakaaaaaaa maafkan aku. Sekarang aku baru sadar bahwa
kamu sangat mencintai aku.aku hanya bisa berdo buat kamu boy. Raka sayang
baik-baik ya disana, gaboleh nakal, gaboleh lupain aku, karena aku engga
mungkim melupakanmu. Tahukan kamu Raka, aku telah membuka hadiah terakhir dari
kamu. Aku sangat suka! Suka sekali Raka? Terimakasih. Semoga kamu melihatnya
disana.
Bulan demi bulan
berlalu setelah kepergian Raka. Raka tahukah kamu? Sekarang aku sudah tidak
sedih lagi karena aku selalu mengenangmu didalam hatiku. Kamu juga menemani aku
kan Raka? Aku dapat merasakan itu. Jaga diri baik-baik ya sayang, aku
mencintaimu, tetapi Allah lebih, lebih dan lebih mencintaimu. Peluk dan cium
dari aku untukmu Raka kekasihku.
-tiaandriyani-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar